Seorang Ibu Tua menceritakan pengalamannya:
Aku memiliki 3 orang anak laki-laki, semuanya sudah menikah.
Suatu hari aku menziarahi anakku yg sulong. Tujuanku ialah ingin menginap di rumahnya bersama keluarganya.
Di pagi hari aku meminta kpd isterinya air untuk berwudhu’. Lalu aku berwudhu’ dan solat. Air lebihan wudhu’ aku tumpahkan ke atas katil tempat tidurku.
Ketika ia datang menghantar sarapan pagi aku berkata kpdnya, “Ananda, beginilah masalah kalau sudah tua. Semalam ibu terkencing di atas katil”.
Dengan spontan ia emosi dan marah. Aku mendengar kata kata kasar, pedas dan jelek keluar dari mulutnya. Dia menyuruhku untuk mencuci dan mengeringkannya kembali. Ia juga mengancamku agar tidak melakukan itu lagi, kalau tidak….. awas!
Aku tahan kemarahanku, aku bersihkan tempat tidur itu dan aku keringkan kembali.
Hari seterusnya aku pergi ke rumah anakku yg kedua. Di sana aku juga melakukan hal yg sama.
Meledak marah isterinya dan ia memperlakukan ku seperti yang dilakukan oleh isteri anakku yang pertama. Bahkan ia mengadu kpd suaminya. Anakku diam saja, tidak memarahi isterinya dan tidak membelaku ibunya.
Setelah itu aku pergi ke rumah anak bongsuku.
Di rumah itu aku juga melakukan hal yg sama seperti yg aku lakukan di rumah 2 orang abangnya.
Ketika isterinya datang menghantar sarapan pagi aku beri tahu dia bahwa aku semalam terkencing di atas tempat tidur.
Sambil tersenyum ramah ia berkata, “Tidak mengapa, ibu. Memang biasalah orang tua. Dulu berapa kerap kami terkencing di pangkuan ibu ketika kami masih kecil”.
Kemudian ia bersihkan tempat tidur itu, ia keringkan dan ia beri wangian.
Siang hari itu aku berkata kpdnya, “Ibu punya seorang teman. Ia minta tolong ibu belikan perhiasan emas untuknya, tapi ibu tidak tahu macamana ukurannya. Orangnya sama sepertimu ini. Tolong berikan kpd ibu ukuran tanganmu”.
Setelah mendapatkan ukuran yg ia inginkan orang tua itu pergi ke kedai membeli perhiasan emas yg banyak kerana ia punya wang yg banyak.
Kemudian ia panggil semua anak dan menantunya untuk datang ke rumahnya. Ia keluarkan semua perhiasan emas yg sudah dibeli lalu ia ceritakan perihal sebenarnya bahwa ia sengaja menumpahkan air di atas tempat tidur. Tidak ada ia terkencing waktu tidur.
Ia panggil isteri anaknya yg bongsu, lalu ia pakaikan perhiasan itu kpdnya dan berkata, “Inilah anakku tempat aku bersandar nanti ketika aku sudah semakin tua. Aku akan menghabiskan sisa-sisa umurku bersamanya”.
Hampir saja 2 orang isteri anak pertama dan keduanya pingsan menahan malu dan sesal.
Ibu tua itu berkata kpd anak-anaknya, “Seperti inilah nanti perlakuan anak-anak kamu kpd kamu ketika kamu sudah tua. Bersiap-siaplah untuk menyesal pada hari itu sebagaimana menyesalnya aku atas letihnya aku mengasuh kalian dari kecil.
Adik kamu ini akan hidup bahagia dan akan menemui Tuhannya dalam keadaan gembira. Kamu berdua tidak mendapatkan perkara seperti ini dari isteri-isteri kamu karena kamu tidak mendidik mereka tentang harga seorang ibu”.
رب اغفر لي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا
Sumber- Al Faqir ila ‘afwi Robbih
Wallahua’lam
cnp